“Pik, kenapa sih lo suka banget WA-an
ketimbang pake aplikasi chat yang lain?”
“Pik, kenapa sih lo jarang banget gabung
sama anak-anak seumuran lo?”
“Pik, kenapa sih lo suka banget nonton
film drama korea?”
Oke yang terakhir ini gak bener.
Dari sekian banyak pertanyaan-pertanyaan
gak penting yang sering banget dilontarkan temen-temen gue, mungkin pada
kesempatan kali ini gue bakal ngasih sedikit pencerahan mengenai dua hal
tentang pertanyaan di atas tadi. Inget ya, cuma dua!
Pertama:
Memang dari sekian banyak aplikasi chat yang terus
bermunculan sampe saat ini, gue itu paling demen menggunakan aplikasi whatsapp sebagai
sarana utama untuk melakukan sebuah chatting. Kenapa
gue lebih memilih whatsapp ketimbang aplikasi-aplikasi chat yang lain?
Jawabnya; karena whatsapp itu aplikasi chat yang paling simpel (kalo menurut
gue) dari sekian banyak aplikasi-aplikasi chat yang ada. Aplikasi ini hanya
bermodalkan fitur untuk nge-chat dan nelpon
saja. Tanpa embel-embel fitur yang lain. Kesannya benar-benar murni
diperuntukan sebagai sarana untuk chatting. Karena pada dasarnya gue itu emang
suka yang serba simpel dalam hal apapun itu. Oke gue gak ngerti gimana caranya
ngejelasin secara detail ke kalian lebih jauh lagi. Gue rasa kalian semua udah
pada paham kan apa maksud dari penjelasan gue barusan? Iya, semoga sajalah.
Kedua:
Gue juga mau sedikit ngejelasin kenapa
gue itu jarang banget gabung-jalan-main-ngumpul-nongkrong sama temen-temen
seumuran (satu leting/angkatan). Jawabnya; karena emang pada dasarnya dari
jaman gue SMP dulu sampe sekarang, gue itu lebih sering main sama kakak kelas
dan adik kelas, ketimbang main sama temen-temen yang seumuran. Kenapa? Karena
gue itu tipikal manusia yang serba penasaran.
“Gimana sih rasanya ngobrol bareng sama
anak-anak yang umurnya di atas kita?” Gue penasaran..
“Gimana sih rasanya main bareng sama
anak-anak yang pengalamannya lebih dulu daripada kita?” Gue penasaran..
“Gimana sih rasanya- rela belajar berjuang
mati-matian dan mulai berubah (dalam segala hal) cuma untuk bisa dapetin
simpati dari kamu -bisa banyak tahu mengenai dunia luar itu?” Gue pun penasaran..
Nah, kalo untuk sama adek-adek
kelas/tingkat, lain hal.
Hidup ini adalah sejarah. Untuk kembali
mengingat sejarah yang sudah pernah kita lewati, berkomunikasi saja sama
orang-orang yang usianya di bawah kita. Karena secara gak langsung, kita tuh
seperti dibawa nostalgia kembali ke masa-masa sejarah kita yang sudah pernah
kita lewati. Simpelnya; berasa kek balik lagi ke masa muda kita lagi gitu.
Misalnya begini: ketika kalian melakukan komunikasi sama seseorang yang usianya
di bawah kita, ada saatnya pasti mereka pernah yang namanya;
menanyakan-menceritakan-melakukan sesuatu yang sudah pernah kalian lewati dari
sebelumnya.
Apa contohnya? Ya ada banyak.
Saat mereka menceritakan susahnya
mendapatkan kata “acc” dari dosen pembimbing, pasti kalian sering senyum-senyum
gak jelas. Soalnya kalian jadi teringat hal yang sama mengenai itu.
Misalnya lagi..
Saat mereka menanyakan gimana kisah cinta
kalian di masa lalu, pasti kalian bakalan nyariin tissue; karena
sedih, gak kuat buat nyeritain. Terus kalian mendadak membutuhkan bahu untuk
bersandar.
Yang terakhir barusan kita abaikan saja.
Pokoknya masih banyak lagi deh
kenangan-kenangan yang bisa kalian dapatkan dari obrolan-obrolan yang
kelihatannya sepele, tapi bisa membuat kalian senyum-senyum gak jelas sendiri.
Itulah sedikit pencerahan dari gue
mengenai dua pertanyaan di atas tadi. Bukan berarti temen-temen yang seumuran
itu gak asik, soalnya; di dalam hidup, kita
tuh akan ada masa di mana kita bakalan nemuin yang namanya titik terpuruk dari
kehidupan.
“Gak ada salahnya kan mencari tahu
sesuatu yang belum pernah kita tahu/lewati?”
“Gak ada salahnya juga kan
mengingat-ingat cerita lalu?
Toh juga kalopun itu semua bisa menambah
pengetahuan dan menciptakan tawa, kenapa enggak?
***
Terlepas dari semua hal-hal barusan tadi,
malam ini gue mau bercerita mengenai si Lina. Lina adalah adik tingkat gue.
Usianya 2 tahun di bawah gue. Dalam chat-nya via WA kemarin malam itu, ia
menanyakan tentang; “kado
apa yang sebaiknya diberikan untuk orang yang kita anggap spesial.”
Sewaktu gue membaca chat tersebut, hal
yang terbesit pertama kali dibenak gue adalah: “pertanyaan macam apa ini?
bener-bener gak ngehargai perasaan gue nih anak.” Dasar kampret.
Dalam chat-nya via WA itu, intinya dia
minta pendapat gitu ke gue. Selain dikarenakan ini murni salah satu pertanyaan
kampret yang sedikit menjebak, jujur gue pun sebenernya agak bingung juga mesti
ngasih masukan apa (meskipun gue cowok). Kenapa? Karena tiap karakter orang itu
kan beda-beda. Gak semuanya sama. Ya kan? Dan biar kesannya gue gak dianggap
bodoh-bodoh amat dalam hal urusan memberi suatu solusi, maka gue pun memberikan
tips-tips di bawah ini ke dia (yang juga sengaja gue buat catatan, buat
jaga-jaga kalopun ada lagi yang bertanya hal kek beginian, tinggal gue suruh
aja tuh orang ngebaca potingan ini). Berikut tips sederhananya:
Pertama: “hoby.”
Gampang banget, kan? Kalo kita mau
memberi kado, ato apapun itu bentuknya, ngapain kita harus pusing-pusing
mikirin ini-itu. Berikan saja sesuatu yang disukainya (dari apa yang kita
tahu).
Misal:
Kalian ingin memberikan kado buat si
cowo, ya kalian cari tahu, hoby dari si cowo itu apa? Kalo dia hoby-nya
nge-band, ya tinggal kalian belikan aja alat-alat musik yang berhubungan dengan
hoby nge-band-nya tadi itu.
Kalo dia hoby mainan keyboard, ya belikan
keyboard.
Kalo dia hoby mainan bass, tinggal beliin
bass.
Kalo dia-nya seorang vocalis? Ya tinggal
kalian belikan saja sebuah mic vocal keluaran terbaru (kalo bisa lengkap beliin
sama si tukang backing
vocalnya juga sekalian, biar total).
Kalo si dia hoby-nya tidur di kelas? Ya
berarti tinggal kalian belikan; bantal, guling, selimut, dan lotion anti
nyamuk. Biar tidurnya nyenyak maksimal.
Intinya, cari tahu dulu apa yang sering
ia lakukan, lalu berikan. Mudah, kan?
Kedua: “yang ia perlukan.”
Ini juga merupakan hal yang harus kamu
pelajari dulu sebelum kamu ngasih sesuatu untuk si dia. Kita tuh harus tahu,
apasih keperluan yang paling mendasar untuk si dia? Sesuatu yang benar-benar
sangat diperlukannya.
Cara mencari tahu semua itu gimana sih
kakak? Gampang. Kita bisa lihat dari kesehariannya.
Kalo tiap hari dia sukanya nebeng wifi sana-sini,
berarti dia butuh semacam perangkat mifi yang bisa
dibawa ke mana-mana. Btw, gak modal banget ya nih cowo?
Kalo di kesehariannya pulang ngampus
sering nebeng temen? Berarti dia butuh kendaraan pribadi (ini kok nyiksa banget
ya, kadonya?).
Kalo kesehariannya suka datang terlambat? Ya tinggal kamu belikan saja jam weker/alarm (sebanyak-banyak mungkin). Beliin yang kodi-an aja sekalian. Jangan nanggung-nanggung. Selain murah karena faktor kamu belinya se-kodi, jelas dia nantinya bakalan ngerasa sedikit bingung sama kado yang kamu kasih. Tapikan seenggaknya bermanfaat buat dia. Gue yakin, dia gak bakalan pernah datang telat-telat lagi. Secara kamarnya bakalan heboh. Bisa kamu bayanginkan alarm se-kodi yang kamu kasih tadi ketika nyala secara bersamaan?
Kalo kesehariannya suka datang terlambat? Ya tinggal kamu belikan saja jam weker/alarm (sebanyak-banyak mungkin). Beliin yang kodi-an aja sekalian. Jangan nanggung-nanggung. Selain murah karena faktor kamu belinya se-kodi, jelas dia nantinya bakalan ngerasa sedikit bingung sama kado yang kamu kasih. Tapikan seenggaknya bermanfaat buat dia. Gue yakin, dia gak bakalan pernah datang telat-telat lagi. Secara kamarnya bakalan heboh. Bisa kamu bayanginkan alarm se-kodi yang kamu kasih tadi ketika nyala secara bersamaan?
Terus, kalo di kesehariannya dia suka
gandengan tangan sama anak cowo, gue harus gimana, kakak??? Kalo di
kesehariannya dia emang sering kek gitu, mending cowo itu kamu jauhi aja deh.
Ketiga: “tipikal karakter.”
Kalo kamu mau ngasih kado kepada orang
yang menurutmu spesial, tentu kamu setidaknya sudah dan harus tahu (walaupun
sedikit) tentang karakter dari si dia-nya. Nah, ya tinggal kamu sesuaiin aja
kado apa yang pas untuk si dia.
Misal:
Cowo yang mau kamu kasih kado itu tipikal
orang yang suka banget baca novel. Ya tinggal kamu cari tahu, dia tuh suka baca
buku yang kek gimana? Genre
bacaan-bacaannya tuh yang kek gimana? Karangan-karangan siapa, dan masih banyak
lagi..
Ato mungkin dia adalah tipikal anak yang
suka tawuran dan bikin onar? Berarti kamu tinggal pergi aja keloakan
bengkel-bengkel terdekat dari rumahmu. Belikan dia spare part motor
yang kesannya terlihat gahar. Seperti: gear motor, rantai, velg, obeng, palu,
ato apapun itulah bentuknya sebagai sarana penunjang bentuk ke-liaran-nya
melakukan tawuran di jalanan.
Btw, ganas banget ya cowo ini?
Tapi si dia tipikal anak cowo yang
lemah-lembut-gemulai, kak? Gue mesti ngasih apaan donggg??? Gampang. Berarti
kado yang pas untuk si dia adalah; pensil alis sama kaset film drama korea
terbaru (lengkap dengan foto/poster para pemeran utamanya yang ada di film
itu).
Yang terakhir ini kok angker banget, ya?
T__T
Bodo ah.
Intinya kamu harus tahu (dan cari tahu)
dia tuh tipikal cowo yang seperti apa. Gampang, kan?
***
Yah, mungkin itulah sedikit tips dari gue
yang bisa gue bagikan untuk kalian semua di catatan kali ini. Semuanya tadi
hanyalah sekedar contoh. Dan setelah gue pikir-pikir, semua
pertanyaan-pertanyaan di atas tadi emang terlihat sepele, tapi jangan
disepelekan juga, sih. Intinya, semua yang kalian lakukan itu (atau mungkin
sudah pernah) memang gak ada salahnya, itu masih manusiawi. Selain memang
karena hal tersulit dalam suatu hubungan itu adalah; tentang kesetiaan,
setidaknya berilah sesuatu yang “berkesan” untuk seseorang yang kita anggap
“spesial” dalam hidup kita. Walaupun itu hanya “sekali” dalam hidupmu. Karena; “apapun itu
bentuknya, sesuatu yang kita (dan seseorang) anggap spesial, pasti akan selalu
terkenang dan terasa sulit untuk dilupakan.” Ya kan? : ))
-
-
-
Hampir keseleo jari gue ngetik kalimat
barusan. Btw, bahasa inggrisnya; “sepele” itu apaan, ya? -__________-